Minggu, 16 November 2014




Coretan Tinta
       
         Kubiarkan kamu menyesalinya, meratapi keputusanmu untuk meniggalkan apa yang telah kita janjikan bersama tanpa membenci, aku bisa kembali mengingatmu sebagai peringatan untuk tidak meletakan hati pada orang yang salah. Tidak lagi mengharapkan seseorang yang hanya banyak bicara, banyak berjanji, dan kemudian mengingkarinya sendiri. Dan kini, kubiarkan janjimu bersenyawa, seumpama halaman buku yang harus tertulis kemudian berahkir, dan tergantikan dengan kisah baru. Kusimpan dengan baik setiap rindu ini dalam diam, menantikanmu yang akan kembali, ketika perasaan ini sudah kehilangan rasanya.

         .........                                                                                      ...........

        Suatu hari nanti kita akan kembali disini, pada hati yang telah ditinggalkan sekian lama, kembali karena rindu akan mengenal perasaan yang sama. Kini biarkan aku menyerdehanakan rasa rinduku, mengemasnya dalam doa, dan berharap akan terlaksana diwaktu yang indah. Karena selalu ada saat diman kita sama sekali tidak bisa memaksakan perasaan saat itu terjadi. Itulah dimana masa diriku belajar merelakan dan mengingat tentangmu, serupa luka yang memanggil dalam kejauhan, menyakitkan......, tapi entah kenapa tetap dipertahankan. Malam ini, kita seperti pena dan tinta, saling merindu tapi enggan untuk saling bicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar