Selasa, 20 Oktober 2015

KEKUASAAN

Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06




BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Sebagian masyarakat ada yang cenderung beranggapan bahwa hakikat politik adalah kekuasaan. Para politikus kemudian pandang sebagai orang yang pandai membohongi rakyat supaya kekuasaan yang ada padanya tidak lepas atau hilang. Sebagian lain mengatakan bahwa kekuasaan sebenarnya adalah amanat dari yang maha kuasa. Oleh karena itu berpolitik adalah pekerjaan yang selayaknya didasari keikhlasan dalam penghambaan yang tulus kepada yang maha kuasa. Politik walaupun harus dikaitkan dengan kekuasaan, tidak harus bersifat kotor tetapi justru suci demi mengatur atau menyelenggarakan tatanan yang adi demi kebaikan umat manusia. Kekuasaan tanpa tatanan yang adil pasti akan bersifat buas yang karenanya tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi kehidupan manusia, tetapi justru menimbulkan kerusakan.
Pandangan diatas mewakili persepsi yang berbeda tentang kekuasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita, atau mungkin juga masyarakat yang lain juga dimanapun. Selanjutnya, ketika kekuasaan diimplementasikan dalam kehidupan nyata (bermasyarakat, berorganisasi, bernegara, dalam pergaulan antar bangsa)maka pilihan-pilihan harus ditentukan baik ketika menentukan sikap, mengeluarkan pernyataan, melakukan tindakan, atau menyusun kebijakan. Dari sini model dibutuhkan, setidaknya sekedar untuk memahami realitas dari implementasi kekuasaan yang ada. Tulisan ini mencoba membahas model-model kekuasaan yang ada, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, dengan ilustrasi dalam konteks keindonesiaan, guna memperoleh pemahaman tentang kecenderungan pola implementasi kekuasaan pada masyarakat kita.


   B.    Rumusan Masalah
          1.     Jelaskan definisi dari kekuasaan
          2.     Jelaskan sumber-sumber kekuasaan menurut french dan raven

   C.    Tujuan
   Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang kekuasaan serta sumber-sumber                   kekuasaannya.




BAB II
TEORI

   A.    Definisi Kekuasaan
kekuasaan atau power berarti suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang atau merubah orang atau situasi. Kekuasaan dapat berkonotasi positif maupun negatif Secara umum dapat dikatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan itu.
Secara lebih lengkap, beberapa pengertian lain dari kekuasaan yang diungkapkan para ahli politik, sebagaimana diinventarisir oleh Budiardjo (1994 : 92-94) antara lain sebagai berikut :
a.      Kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan, dan apapun dasar kemauan ini (Max Weber, Wirtschaft und Gesselschaft, 1992).

b.     Kekuasaan adalah kemungkinan untuk membatasi alternatif-alternatif bertindak dari seseorang atau suatu kelompok sesuai dengan tujuan dari pihak pertama (van Doorn, Sociologische Begrippen en Problemen rond het Verschijnsel Macht, 1957).

c.      Kekuasaan adalah kemampuan dari pelaku untuk menetapkan secara mutlak atau mengubah (seluruhnya atau sebagian) alternatif-alternatif bertindak atau memilih, yang tersedia bagi pelaku-pelaku lain (Mokken, Power and Influence as Political Phenomena, 1976).

d.     Kekuasaan adalah kemampuan untuk menyebabkan kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif melaksanakan kewajiban-kewajiban yang mengikat. Kewajiban dianggap sah sejauh menyangkut tujuan-tujuan kolektif, dan jika ada perlawanan, maka pemaksaan melalui sanksi-sanksi negatif dianggap wajar -- terlepas dari siapa yang melaksanakan pemaksaan itu (Talcott Parsons, The Distribution of Power in America Society, 1957).

Dalam setiap kajian mengenai konsep kekuasaan, terdapat suatu fenomena yang unik dimana kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain seringkali tidak disertai dengan kewibawaan, sehingga tingkat ketaatan dan kepatuhan seseorang sering 3 tidak dilandasi oleh kesadaran secara suka rela melainkan karena pemaksaan oleh instrumen atau alat-alat kekuasaan. Selanjutnya, jika pembahasan telah memasuki dimensi ketaatan atau ketertundukan seseorang atau kelompok terhadap orang atau kelompok lain, menjadi mutlak untuk diketahui tentang authority (otoritas, kewenangan) dan legitimacy (keabsahan), dua konsep yang tidak pernah bisa dilepaskan dari konsep kekuasaan.

   B.    Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven
Menurut French dan Raven (Gary A Yukl, 1994) mengidentifikasi ada lima bentuk kekuasaan          yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :
1.     Kekuasaan Ganjaran
Merupakan suatu kekuasan yang diadasarkan atas pemberian harapan, pujian,penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan seseorang pemimpinterhadap bawahannya
2.     Kekuasaan Paksaan
Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut, seorang pengikut merasabahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat menyebabkandijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman
3.     Kekuasaan Legal
Yaitu suatu kekuasaan yang diperoleh secara sah karena posisi seseorang dalamkelompok atau hirarhi keorganisasian.
4.     Kekuasaan Keahlian
Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus, keahlian ataupengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para pengikutnya menganggapbahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.
5.     Kekuasaan Acuan
Yaitu suatu kekuasaan yang diasarkan atas daya tarik seseorang, seorang pemimpin dikagumi oleh pra pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yangtinggi dapat meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk melakukansesuatu, pemimpin yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya.




BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dalam arah yang  diinginkan. Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang atau lebih yang ditunjuk sebagai target pada satu waktu tertentu.





DAFTAR PUSTAKA

Leavitt, J Harold. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga
Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Pawito, DwiTiyanto, dan Prahastiwi Utari. 2003. Tinjauan Teoritik Model-Model Kekuasaan. Jurnal Masyarakat dan Budaya. VOL 5 No 2 Tahun 2003

Selasa, 13 Oktober 2015

Mempengaruhi Perilaku

Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06



BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Elemen perubahan memasukkan hampir semua perhitungan dan komunikasi secara instan. Pandangan multidisiplin dari perilaku organisasi mengilustraskan sejumlah poin penting. Pertama, perilaku organisasi merupakan cara berpikir.
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku.
Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit.

    B.     RumusanMasalah
1    .      Jelaskan Definisi dari Pengaruh
2    .      Jelaskan kunci-kunci Perubahan Perilaku
      .      Jelaskan bagaimana Mempengaruhi Orang Lain : Berbagai Model
4    .      Jelaskan tentang Wewenang



BAB II
TEORI
A.       Definisi Pengaruh
Tidak sedikit dari kita yang menganggap bahwa antara dampak dan pengaruh adalah sama. Sampai akhirnya beberapa ahli menguraikan keduanya berdasarkan pendapat apakah dampak dan pengaruh merupakan dua konsep yang berbeda atau salah satu diantaranya merupakan kosep pokok dan yang lainnya merupakan bentuk khususnya. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang  terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
Definisi dari pengaruh menurut Poerwordaminto berarti “daya yang ada atau timbul dari suatu lorong, benda atau sebagainya”. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Menurut beberapa tokoh, antara lain:
a.       Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
          Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki                 kewenangan untuk mengambil keputusan.
b.      Menurut  M. Suyanto
         Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
c.       Menurut Norman Barry
        Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak                    dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman             sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
d.      Menurut Ertram  Johannes  Otto  Schrieke
         Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.
       Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.

B.      Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Perilaku dipandang beroperasi pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
secara definisi, masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang salingberinteraksi dan memiliki komponen perubahan yang dapat mengikat satu individu dengan individu lain dengan perilakunya. Sedangkan perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari satu individu kepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adannya daya intelektual dan perbuatan.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975) Karakteristik perubahan perilaku
a.       Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang)
-          Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang
b.      Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
c.       Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku
d.      Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif  apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
e.       Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
f.       Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
g.      Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu yang terlibat dalam pemilihn, evaluasi, perolehan, penggunaan dan mendpatkan barang dan jasa Loudon & Della Bitta). Sehingga perilaku konsumken merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok yang berkiatan dengan proses pengambilan keputusan utnuk memperoleh dan menggunakan suatu produk yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.  Salah satu variabel individual yang mempunyai pengaruh langsung terhadap proses pengambilan keputusan pembelian adalah motivasi.
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Perilaku konsumen menurut Kotler (2005:183),Suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingankepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Perilaku konsumen menurut Machfoedz (2005:37), adalah tindakan  yang dilakukan orang dalam pembelian dan pemanfaatan suatu produk.  Sedangkan Swasta & Handoko (2000:10), berpendapat  Perilaku konsumen (consumen behavior) dapat di definisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang - barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut.

C.      Model mempengaruhi orang Lain
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu:
a.  Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
b.   Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.
c.   Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.

D.      Wewenang
Wewenang merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan(legitimate power). Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka .
Peran wewenang dalam manajemen.
a.       Wewenang lini (Linie authority) yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang menerimanya.
b.      Wewenang staf (Staf authority) yaitu wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas menegerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau penasihat.


BAB III
PENUTUP
Perilaku selalu muncul dalam suatu konteks situasional atau lingkungan dan pada waktu tertent.Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari satu individu kepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adannya daya intelektual dan perbuatan.
Perubahan adalah suatu proses emosional yang sangat tinggi. Penghargaan itu seharusnya membawa si pengubah kearah memperilakukan logika sebagai sesuatu yang berguna tetapi merupakan alat yang sangat terbatas kekuatannya untuk mengubah. Wewenang yang resmi adalah suatu jenis kekuasaan yang dapat dilimpahkan. Kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain mungkin juga berasal dari sumber-sumber lainnya terutama dari keahlian, kepribadian, dan kekayaan si pengubah perilaku.
Oleh karena itu, kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat. Maka, persoalan kemiskinan bisa berubah jika terjadi perubahan perilaku di dalam masyarakat.


REFERENSI
Ghoni, Abdul & Bodroastuti, Tri . Jurnal Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di Perumahan  Griya Utama Banjardowo Semarang) Semarang : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala Jalan Sriwijaya
Ivancevich, J. M. et al. Perilaku Dan Manajemen Organisasiedisi 7, jilid 1. Alih bahasa : Gina Gania. Jakarta : Penerbit Erlangga
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. Universitas Indonesia
Sudaryan ,Arif . Perilaku  Konsumen Dalam Berbelanja Pada Supermarket Di Yogyakarta.  Akmenika UPY,Volume 8, 2011. Yogyakarta : Fak. Ekonomi Universitas PGRI


Senin, 05 Oktober 2015

Komunikasi
Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06


BAB I
PENDAHULUAN

      1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
Perkembangan pesat terjadi di dunia teknologi, bermacam-macam teknologi telah diciptakan untuk tujuan mempermudah urusan manusia yang semakin hari semakin komplek saja. Perkembangan seperti ini terutama terjadi pada dunia teknologi komunikasi. Tanpa disadari bagi mereka yang kurang tanggap perkembangan ini tak pelak mereka akan ketinggalan semakin jauh saja. Terlepas dari semua perkembangan teknologi komunikasi yang dari hari ke hari semakin menggila, tidak salah bila kita berusaha mereview apa hakekat dari komunikasi. Tinjauan ini akan sangat berharga bagi kita untuk membangun pemahaman yang lebih utuh tentang komunikasi kita semua tentunya tidak akan bisa membayangkan bagaimana kehidupan ini tanpa adanya komunikasi. Bagaimana kehidupan ini akan berlangsung dan berkembang tanpa adanya interaksi dari para penghuninya.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Komunikasi baik secara verbal (langsung) ataupun non-verbal (melalui media) komunikasi juga dapat berupa simbol-simbol.
 

      1.2.Rumusan Masalah
      A.     Apa definisi dari komunikasi menurut para tokoh 
      B.     Apa saja dimensi-dimensi dalam Komunikasi beserta penjelasannya

      1.3.Tujuan
Dapat memahami dan menjelaskan definisi dari komunikasi beserta dimensi-dimensinya yang meliputi Isi, Kebisingan, Jaringan dan Arah.




BAB II
PEMBAHASAN

      A.     Definisi
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
Plotnik (dalam Heru, 2008) telah menerangkan bahwa untukmengkomunkasikan hasil berpikir, orang menggunakan simbol- simbol (bahasa) dan bayangan (image). Simbol- simbol yang berbentuk bahasa tersebut menghasilkan pengertian atau konsep. Atau dapat juga dikatakan bahwa hasil berpikir atau bernalar adalah konsep atau pengertian.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”. Sama disini berarti sama makna (pertukaran pikirin untuk mencapai persamaan makna) (Metekohy & Buntoro, 2007 : 2)
 Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Menurut Hovland, Janis dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai "The process by which an individual (the omunicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behaviour of other individuals (the audience)”.
Pawito dan C Sardjono mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
Berelson dan Starainer, menyebutkan Komunikasi adalah penyampaian berupa informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka, grafik, dan lain lain.
Sedangkan menurut Oyong U. Effendy, komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran tersebut  bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dan lain-lain yang muncul dari pikirannya sendiri.
Carl I. Hovland, menjelaskan Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untung mengubah perilaku orang lain.
Rogers bersama D. Lawrence Kincaid menerangkan komunikasi sebagai  suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada akhirnya mereka saling memahami. Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha "menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal”.
Menurut Harold Laswell, komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya. Raymond Ross menyatakan komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Kamus psikologi menyebutkan enam pengertian komunikasi, meliputi:
  1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
  2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme
  3. Pesan yang disampaikan
 4. Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan. - (Teori Komunikasi)
 5. Pengaruh suatu wilayah pertama pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. – (K. Lewin)
  6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi
      Komunikasi adalah usah mendorong orang lain untukmenginterprestasikan pendapat seerti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyaipendapat tersebut serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian.
      Salah satu kebutuhan pokok manusia , seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolis atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang , dan itulah yang membedakan manusia dengan hewan lainnya. Ernest Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atau mahluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
      Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik nyata maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia atau objek tersebut.
      Hasil Komunikasi :
       1. Komunikasi yang INTONE:
      Komunikasi yang berjalan dengan baik dimana maksud sender telah diinterprestasikan oleh receiver sesuai dengan kehendak sender (komunikasi yang sesuai dengan maksud terjadinya komunikasi).
       2. Distorsi:
      Suatu keadaan dimana pesan yang dikirimkan oleh sender hanya diterima sebagian, atau tidak sama sekali, ataupun diterima namun dalam kondisi yang tidak sesuai dengan maksud sender.
      Distorsi dapat terjadi karena adanya noise/barrier.
      Noise/Barrier => Hambatan/gangguan
      Berdasarkan pandangan Friedman tentang globalisasi, komunikasi memegang peranan untuk perubahan kehidupan seseorang. Melalui perjalanan historis, individu berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal kemudian dilanjutkan dengan kemajuan teknologi media massa yang memungkinkan teratasinya hambatan ruang dan waktu untuk berkomunikasi. Pada akhirnya, aktualisasi diri lewat penggalian potensi diri di era globalisasi semakin terbuka lebar. Media massa global yang menjadi ciri globalisasi telah merubah pola dan cara manusia menggali potensi diri sebagai bentuk aktualisasi diri dalam era globalisasi

      B.   Dimensi Komunikasi
Durianto mengatakan bahwa dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen serta kekuatan besar dari model DAGMAR adalah efek dari komunikasi yang berbasis pada logika untuk sasaran dan tujuan iklan dimana kesuksesan dan kegagalannya harus diukur. 

 Empat dimensi dari proses komunikasi diantaranya:
  1. Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan.
Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar, misalnya, hanya bukan bergantung pada isinya, namun juga pada siapa, penulisnya, tata letak (lay out)-nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan, dan sebagainya.
A biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hasil. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.
  2. Kebisingan
Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.
  3. Jaringan
Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satus ama lain.
sampai sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukkan komunikasi diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).
  4. Arah
Komunikasi terdiri dari 2 macam arah yaitu :
a.  komunikasi satu arah adalah hanya ada satu orang berbicara menyampaikan infomasi untuk satu orang atau lebih contohnya promosi produk tertentu atau guru dikelas.
b. Komunikasi 2 arah adalah adanya interaksi antara satu orang menyampaikan informasi satu orang atau lebih juga ikut berbicara sehingga terciptanya interaksi untuk menyampaikan beberapa informasi.
Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B, sejauh mana pun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B cara ini: A=>B; atau cara ini: A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.



BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Komunikasi sangat penting untuk kepentingan pribadi maupun kelompok, sering sekali terjadi mis komunikasi pada sebuah organisasi. Informasi sendiri didapatkan karena adanya komunikasi. Komunikasi bisa menyatukan atau membuat keintiman antar individu juga dapat memecahkan hubungan yang terjalin antar individu maupun kelompok maka dari itu tidak jarang banyak orang yang keluar dari sebuah organisasi karena masalah komunikasi yang banyak orang sebut sebagai mis komunikasi.
Pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

      B.     Saran
Dalam komunikasi dibutukan adanya hubungan antara dua orang atau lebih untuk dapat menerima atau menyampaikan pesan, pembicaraan antara satu orang dengan yang lainnya itu di namakan isi, dalam komunisasi melalui telepon kita akan mendengan suara-suara kebisingan, pesan yang dismpaikan juga dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung, pesan yang disampaikan tidak langsung dapat melalui jaringan dari orang ke orang, untuk berkomunikasi ada bebrapaarah yang terjadi, dari satu orang atau pun orang lain.
Ketidak jelasan seseorang dalam menyampaikan informasi dapat pula dibilang sebagai kegagalan dalam berkomunikasi.




Daftar Pustaka
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum.  Jakarta : Universitas Gunadarma
Metekohy, Elishabeth Yansye. Buntoro, Agus. 2007. Komunikasi Bisnis.  Jakarta : Lembaga penerbit Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Jakarta
Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Handayani , Muslih Aris. 2011.  Peran Komunikasi Dalam Penggalian Nilai-nilai Diri Di Era Globalisasi. Jurnal Penelitian Pos Dan Informatika (Postika). ISSN. 2088-9402 VOL 1 No. 2 Desember Tahun 2011