psikoterapy
Pendekatan Humanistik
Pendekatan ini menekankan
pada beberapa titik perhatian yaitu, perasaan (emosi pribadi dan apresiasi
estetik), hubungan sosial (menganjurkan pada persahabatan dan kerjasama, serta
bertanggung jawab), intelek, dan aktualisasi diri. Tokoh dalam psikologi humanistik
ini adalah Abraham Maslow, Carl Rogers, dan Arthur Combs. Dalam pendekatan
humanistik memusatkan perhatian pada manusia bahwa manusia “contains the
potentialities for healthy and creative growth”. Dalam person centered
pandangan ahli terapi klien bersifat positif, yaitu manusia memiliki potensi
untuk aktualisasi diri, sehingga suasana yang nyaman dan “hadir” bersama klien
perlu diciptakan. Dalam keadaan ketika klien merasakan “being accepted,
being understood, being respected”, maka klien akan mampu memunculkan
kemampuan mengatasi masalah perilakunya serta mampu pula mengaktualisasi
dirinya.
Contoh Kasus
Klien bernama Leon
seorang mahasiswa, mungkin melihat dirinya sebagai dokter masa depan, tetapi
nilainya yang dikeluarkan dari sekolah kedokteran ternyata dibawah rata-rata.
Perbedaan antara konsep dirinya dengan ideal konsep dirinya dan realitas
kinerja kademis yang buruk dapat menyebabkan kegelisahan dan kerentanan
pribadi, yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan untuk masuk terapi.
Leon harus melihat bahwa ada masalah atau, setidaknya bahwa ia tidak cukup
nyaman untuk menghadapi penyesuaian psikologis untuk mengeksplorasi kemungkinan
untuk perubahan. Konseling berlangsung, klien dapat mengeksplorasi lebih luas
keyakinannya dan perasaannya. Ia dapat mengekspresikan ketakutannya, rasa
bersalah, kecemasan, malu, kebencian, kemarahan, dsb. Emosi diangap terlalu
negatif untuk menerima dan memasukkan ke dalam dirinya. Dengan terapi, orang
disortir kurang dan pindah ke penerimaan yang lebih besar dan integrasi perasaan
yang saling bertentangan dan membingungkan. Ia semakin menemukan aspek dalam
dirinya yang telah disimpan.
Sebagai klien ia merasa
dimengerti dan diterima, ia menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka
terhadap pengalamannya. Karena mereka merasa lebih aman dan kurang rentan, ia
menjadi lebih realistis, menganggap orang lain dengan akurasi yang lebih besar,
dan menjadi lebih mampu untuk memahami dan menerima orang lain. Individu dalam
terapi datang untuk menghargai dirinya secara lebih dan perilakunya menjukkan
lebih banyak fleksibilitas dan kreativitas. Ia menjadi kurang peduli tentang
memenuhi harapan orang lain, dan dengan demikian mulai berperilaku dengan cara
yang lebih benar untuk diri sendiri. Dapat lebih bebas untuk membuat keputusan,
dan semakin percaya diri masuk untuk mengelola kehidupan ia sendiri.
Dari contoh kasus Leon
dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu alasan klien mencari terapia dalah
perasaan tidak berdaya dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan atau secara
efektif mengarahkan hidupnya sendiri. Mereka mungkin berharap untuk menemukan
“jalan” melalui bimbingan terapis. Dalam kerangka orang terpusat, namun klien
segera belajar bahwa mereka dapat belajar menjadi lebih bebas dengan
menggunakan hubungan untuk mendapatkan diri yang lebih besar dari pemahaman.
Daftar Pustaka
Gunarsa, Singgih. (2007). Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta:Gunung Mulia
Tom, David. (2009). Psikiatri,
Edisi 6. Jakarta:EGC
Uci Sanusi. (2013). Pembelajaran dengan pendekatan humanistik.
Jurnal pendidikan agama islam-ta’lim. Vol.11 no.2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar