Senin, 11 Januari 2016

Review Jurnal Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

Kelompok 8 (Alpukat)

Disusun oleh :
Andrew Wiratama
Mikha Meyanti B.
Riyan Anugerah
Ulfah Indah K.
Wira Utami H.
kelas : 3PA06


Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Elviera Sari
British International School


Pendahuluan

Sejalan dengan keterbukaan perekonomian dan era globalisasi di dunia   mendorong pemerintah Indonesia untuk membuka kesempatan investasi seluas- luasnya bagi para investor dan pemilik perusahaan asing, dan secara tidak  langsung mendorong datangnya orang asing ke Indonesia. Sebagian orang tua di Indonesia beranggapan bahwa sistem pendidikan yang terdapat di Indonesia  saat ini masih terlambat dalam mengikuti perkembangan dunia sehingga mereka  mengirimkan anaknya sekolah di luar negeri agar dapat mengikuti kurikulum internasional.

Untuk mengantisipasi pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi Warga Negara Indonesia agar dapat mengikuti pendidikan internasional diIndonesia. Sekolah internasional yang telah memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional menginginkan karyawannya dapat tetap berada dalam organisasi sekolah selama mungkin. Untuk itu sekolah internasional menerapkan beberapa cara yang bertujuan untuk mempertahankan karyawannya dengan memberi kompensasi yang menarik, menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan kondusif, fasilitas lain yang dapat dinikmati karyawan selain kompensasi tetap, dan memberikan rangsangan kepada karyawan agar dapat meningkatnya kinerjanya.

 Untuk itu perlu diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor penentu kepuasan kerja karyawan dan pengaruh kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja merupakan salah satu sikap karyawan yang perlu diciptakan di lingkungan kerja agar karyawan dapat bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga menghasilkan kerja yang optimal, secara spesifik pengaruhnya terhadap kerja yang kreatif (Amabile, 1998; Soeling, 2005). Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia karena akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas kerja. Kepuasan kerja dapat dilihat dari bagaimana pegawai bereaksi terhadap perubahan karakteristik pekerjaannya. Job Description Index (JDI) dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dari lima hal yaitu pekerjaan itu sendiri, supervisor langsung diatasnya, gaji, rekan kerja dan peluang untuk promosi (Downey, 1975).

Luthan (1981) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah tergantung kepada bagaimana persepsi individu seseorang dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja sehingga bersifat subjektif bagi individu yang merasakannya. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek pekerjaan dan individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja berkenaan dengan perasaan seseorang tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan karyawan. Dalam hasil Annual Job Satisfaction Survey terhadap para staf perusahan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa level tertinggi dari ketidakpuasan karyawan berkisar seputar gaji, bonus, dan hubungan antara pembayaran karyawan karyawan dan hasil kerjanya (Weldon,1999).

Kompensasi adalah salah satu bentuk penghargaan suatu organisasi terhadap sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Manajemen kompensasi adalah salah satu fungsi penting dalam manajemen sumber daya manusia. Sistem kompensasi yang sesuai dan tepat dipercaya akan dapat meningkatkan motivasi, komitmen, dan kontribusi sumberdaya manusia dalam organisasi. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Lockyer yang dikutip oleh Irianto (2001) yang menyatakan, “Sistem kompensasi merupakan bagian internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi efektivitas hubungan antara organisasi dan pekerja”.

Iklim (climate) selalu dilihat sebagai descriptive concept yang tertuju pada fakta tentang lingkungan. Iklim organisasi adalah suatu sistem sosial yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun eksternal. Iklim organisasi merupakan suasana kerja yang dialami oleh karyawan, misalnya lewat ruang kerja yang menyenangkan, rasa aman dalam bekerja, penerangan yang memadai, sarana dan prasana yang memadai jaminan sosial yang memadai, promosi jabatan, kedudukan dan pengawasan yang memadai.



Hasil

 A. Kompensasi
Dari jawaban responden yang telah diolah dengan bantuan SPSS ditemukan bahwa terdapat beberapa faktor penentu variabel kompensasi. Faktor penentu tersebut ditetapkan berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%.
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan. Kompensasi memiliki dampak signifikan bagi suatu organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawannya sesuai dengan teori Bergmann (2002).

 B. Iklim Organisasi
Berdasarkan analisis data penelitian dapat ditentukan faktor penentu variabel iklim organisasi berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%.
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja membuktikan bahwa kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British International School.

 C. Kepuasan Kerja
Faktor penentu variabel kepuasan kerja ditentukan berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kepuasan kerja di atas membuktikan bahwa kebebasan karyawan untuk mengembangkan keterampilan dengan kesempatan yang diberikan untuk mengambil keputusan sendiri dalam pekerjaan memberikan kepuasan kerja,bagi karyawan terbaru.

 D. Korelasi
       Koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengukur asosiasi atau hubungan antar variabel.

  v Variabel kompensasi (X1) terhadap variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai koefisien korela 
          sebesar 0,852. Koefisien korelasi menunjukkan tingkat hubungan antara kompensasi dan kepuasan 
          kerja sangat kuat dan positif, berarti semakin meningkat sarana kompensasi akan meningkatkan 
          kepuasan kerja karyawan.

  v Variabel iklim organisasi (X2) terhadap variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai koefisien korelasi 
           sebesar 0,714. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan tingkat hubungan iklim organisasi dan 
          kepuasan kerja kuat dan positif berarti semakin baik persepsi karyawan terhadap iklim organisasi        maka kepuasan kerja akan meningkat.

  v Variabel kompensasi (X1) dan variabel iklim organisasi (X2) terhadap variabel kepuasan kerja (Y) 
          mempunyai koefisien korelasi sebesar 0,883. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan tingkat 
          hubungan kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan sangat kuat dan positif yang berarti 
         persepsi karyawan terhadap kompensasi dan iklim organisasi baik sehingga kepuasan kerja akan 
         meningkat

  vKoefisien determinasi atas sarana kompensasi yang diterima dan iklim organisasi yang ada 
         memberikan nilai sebesar 77,97% terhadap kepuasan kerja karyawan, hasil tersebut di atas sesuai 
         dengan pendapat Spector (1997) yang menyatakan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi 
         kepuasan kerja selain gaji dan fasilitas adalah penghargaan yang diberikan kepada karyawan, 
         komunikasi, hubungan dengan teman sekerja, kondisi pekerjaan, keamanan dan lain-lain



Kesimpulan

Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan, sedangkan hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British International School. Penetapan hari kerja sampai pujian dan penghargaan dari rekan kerja adalah respon yang paling disikapi secara positif.
Hubungan kompensasi yang diterima karyawan dan iklim organisasi secara bersama-sama menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan positif terhadap kepuasan kerja. Namun hubungan kompensasi terhadap kepuasan kerja lebih besar dibandingkan hubungan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan kompensasi dan proses balas jasa yang baik terhadap karyawan akan lebih mendorong kepuasan kerja karyawan dibandingkan dengan menciptakan iklim organisasi yang baik



Daftar Pustaka


Sari, E. (2009). Pengaruh kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16, 18-24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar