STRESS
Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat
nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya”
(Pusdikes,Dep.Kes.1989). Jadi,
stress merupakan gangguan
yang berupa fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tidak mampunya individu
menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya.
* Faktor-faktor
individual dan sosial yang menjadi penyebab stress :
# Faktor individual, Kadang-kadang sumber
stress itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan.
Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur
inividu(sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui
penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami
konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
# Faktor sosial, sosial
disini bisa dari keluarga, lingkungan, lingkungan yang dimaksud disni
adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas,
kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga
stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti
kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah
(Graham,1989).
Tipe-Tipe Stress
Beberapa tipe stres
psikologis yang terjadi secara bersamaan diantaranya adalah :
# Tekanan, Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri,
atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan
oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
# Konflik, Konflik
terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap
dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Berasal dari kata kerja latinconfigere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
# Frustrasi, adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang
terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita
mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
# Kecemasan, Gelisah, khawatir, takut, phobia dan perasaan semacamnya itu
merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami suatu kecemasan. Biasanya
kecemasan di timbulkan karena adanya rasa kurang nyaman, rasa tidak aman atau
merasa terancam pada dirinya. Contohnya cemas ketika akan melakukan presentasi
tugas kelompok dikelas.
Symptom-reducing
responses terhadap stress
Menghilangkan stress dengan mekanisme pertahanan, dan penanganan yang
berfokus pada masalah. Menurut Lazarus penanganan stres atau
coping terdiri dari dua bentuk, yaitu : # Coping yang berfokus pada masalah
(problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk
penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya
dan berusaha menyelesaikannya .# Coping yang berfokus pada emosi
(problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres
dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional,
terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
Pendekatan problem solving terhadap stress
* Strategi penanganan
stres dengan mendekat dan menghindar :
# Strategi mendekati
(approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan
usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab
stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung.
# Strategi menghindar
(avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau
meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku,
untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress
* Berpikir positif dan
self-efficacy
Menurut Bandura
self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan
lingkungannya sendiri. Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan
oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali
memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata.
Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau
berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi
yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat
dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan
situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di
atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif .
* Sistem dukungan,
Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar,
keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain terutama dengan keluarga
dan teman secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap
stres.
Daftar Pustaka
Rochman,
K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto. Fajar Media Press
Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Markam, Suprapti Slamet I.S. Sumarno.2008.Pengantar Psikologi
Klinis. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).
http://wilda-puspita.blogspot.com/2013/05/tulisan-kedua-pengertian-stress-menurut_2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar