Jumat, 17 April 2015








STRESS

                         

          Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989). Jadi, stress merupakan gangguan yang berupa fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tidak mampunya individu menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya.

* Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress :
       # Faktor individual, Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
        # Faktor sosial, sosial disini bisa dari keluarga, lingkungan, lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).

Tipe-Tipe Stress
Beberapa tipe stres psikologis yang terjadi secara bersamaan diantaranya adalah :
# Tekanan, Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
# Konflik, Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Berasal dari kata kerja latinconfigere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
# Frustrasi, adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
# Kecemasan, Gelisah, khawatir, takut, phobia dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami suatu kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya. Contohnya cemas ketika akan melakukan presentasi tugas kelompok dikelas.

Symptom-reducing responses terhadap stress
Menghilangkan stress dengan mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazarus penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu : # Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya .# Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

 Pendekatan problem solving terhadap stress
* Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar :
# Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung.
# Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress
*  Berpikir positif dan self-efficacy
       Menurut Bandura self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri. Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif .
* Sistem dukungan, Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar, keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain terutama dengan keluarga dan teman secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.


Daftar Pustaka
Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto. Fajar Media Press
Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Markam, Suprapti Slamet I.S. Sumarno.2008.Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

http://wilda-puspita.blogspot.com/2013/05/tulisan-kedua-pengertian-stress-menurut_2.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar